TBS Energi Fokus Bisnis Hijau, Pendapatan Waste Management Tembus 1.000 Persen

Rabu, 29 Oktober 2025 | 14:08:12 WIB
TBS Energi Fokus Bisnis Hijau, Pendapatan Waste Management Tembus 1.000 Persen

JAKARTA - PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mencatat kerugian bersih sebesar US$127,38 juta sepanjang kuartal III/2025. Meski demikian, segmen pengelolaan sampah perseroan justru mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 1.047% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Pendapatan total TOBA susut 14,40% secara tahunan, dari US$336,65 juta menjadi US$288,17 juta. Penurunan ini didorong oleh kontribusi segmen penjualan batu bara yang turun 44,43% dari US$271,04 juta menjadi US$150,62 juta.

Kinerja Segmen Waste Management yang Menggembirakan

Segmen waste management kini menjadi tulang punggung baru, menyumbang 38,84% dari total pendapatan perseroan, naik drastis dari sebelumnya 2,89%. Pertumbuhan ini menandakan arah strategis TOBA dalam meninggalkan bisnis batu bara dan memperkuat portofolio hijau.

Mirza Rinaldy Hippy, SVP Corporate Finance and Investor Relations TOBA, menegaskan bahwa dalam dua tahun ke depan, pendapatan akan sepenuhnya didominasi oleh bisnis pengelolaan limbah. Strategi ini sejalan dengan target perseroan untuk berhenti menjalankan bisnis batu bara pada 2030 atau lebih cepat.

Ekspansi Regional dan Akuisisi Strategis

Bisnis waste management TOBA telah dimulai sejak 2018 dan menunjukkan hasil nyata sejak ekspansi ke pasar Asia Tenggara pada 2023. Akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES) dan CORA Environment pada 2025 menjadi pilar utama dalam memperkuat posisi perseroan di sektor ekonomi sirkular.

CORA Environment, sebelumnya SembWaste dan Sembcorp Environment, memiliki fokus pada pengelolaan limbah berbasis digital dan ekonomi sirkular. TOBA menyiapkan investasi lebih dari 200 juta dolar Singapura atau sekitar Rp2,56 triliun dalam lima tahun ke depan untuk memperkuat jaringan pengelolaan limbah dan membangun infrastruktur recycling yang ditargetkan rampung pada 2026.

Infrastruktur, SDM, dan Armada Operasional

Saat ini, CORA memiliki 700 karyawan dan 300 armada operasional yang menjalankan layanan pengumpulan, daur ulang, insinerasi, serta pemulihan sumber daya berbasis digital. Strategi ini meningkatkan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan di kawasan regional.

TOBA juga sedang menjajaki peluang investasi dan akuisisi bisnis hijau di pasar regional, termasuk Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Langkah ini diharapkan memperluas jangkauan perseroan sekaligus memperkuat posisi bisnis hijau di Asia Tenggara.

Pendanaan dan Fleksibilitas Strategis

Nafi Achmad Sentausa, SVP Corporate Strategy & Investor Relations TOBA, menyebutkan ekspansi bisnis hijau membutuhkan investasi besar. Kebutuhan 200 juta dolar Singapura tersebut mencakup pertumbuhan organik dan peluang akuisisi yang relevan dengan strategi perseroan.

Perseroan cukup fleksibel dalam meramu pendanaan, hanya mengambil aset yang menarik dan sesuai dengan kapasitas investasi. Pendekatan ini menunjukkan TOBA menjalankan ekspansi bisnis hijau secara hati-hati namun agresif untuk masa depan berkelanjutan.

Menuju Masa Depan Tanpa Batu Bara

Pertumbuhan pesat segmen waste management menegaskan bahwa transisi TOBA dari batu bara ke bisnis hijau berada di jalur yang tepat. Pendekatan ini sekaligus menciptakan model bisnis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Dengan fondasi investasi yang solid, ekspansi regional, dan fokus pada pengelolaan limbah berbasis digital, TOBA menegaskan komitmen untuk menjadi perusahaan energi yang berorientasi pada keberlanjutan. Langkah ini juga memperkuat posisi perseroan sebagai pionir transformasi energi hijau di kawasan Asia Tenggara.

Terkini